Dalam rangka memperingati Hari Kartini (21 April 2009) di lingkungan RW 07, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikasari, Kota Bekasi, salah satu acaranya adalah "Kartini Cup : Futsal Perempuan", pesertanya sebagian besar ya ... ibu-ibu. Satu RT mempersiapkan satu tim. Demikian pula tak ketinggalan, Tim Futsal RT. 11/RW. 07. Maklum ibu-ibu, dadakan juga persiapan bisa lebih dari bapak-bapak, yang nggak punya "training" ada yang minjemin, atau kepaksa beli, demikian pula soal sepatu. Pokoknya seru, "dana rumah tangga bulanan" sebagian mengalir untuk persiapan kostum dan konsumsi, yang penting tampil dan main. Nah, saat pertandingan, bisa dibayangkan ibu-ibu main futsal, tenaga sih kayaknya sepenuhnya mengalir ke kaki, tapi pas nendang bola, itu bola cuma bergulir paling banter cuma 10 centimeter, ha ... ha ... ha ... Tapi seru, tepuk tangan penonton membahana, ternyata tepuk tangan itu bukan karena permainannya yang bagus, tapi karena geli demi melihat ibu-ibu main futsal, kaki nendang bola ke kiri, eh ... bola bergulir malah ke kanan, ... sementara gawang berada di tengah, praktis jarang terjadi gol. Ceritanya Tim RT. 11 berhasil menang sekali, berikutnya di pertandingan kedua terpaksa adu penalti, itu ibu-ibu yang nendang nggak ada yang beres, nggak ada yang bisa gol, bisa dibayangkan ... lha bolanya ditendang tidak begitu keras ... mungkin kalau dihitung kecepatannya cuma 100 meter per jam. Walhasil, setelah 5 penembak bola masih seri, diulang lagi oleh ke-5 nya, luar biasa ... akhir cerita Tim RT. 11 kalah. Nah, soal kontroversi, ada juga pendapat ibu-ibu yang lain, yang rada kurang setuju terhadap permainan futsal ibu-ibu. Kontroversi yang kedua, menyangkut ketidakhadiran pemain handal Tim RT. 11 (Bu Dede), yang terpaksa tidak ikut bertanding memperkuat tim hari itu, karena "dibawa" oleh Bu RW. 07 (untuk merias pengantin), ada sebagian ibu-ibu yang menyadari bahwa itu "pertimbangan ekonomis ibu Dede" yang lebih penting dibandingkan main futsal, betul juga sih ... Tapi ada yang berkomentar juga (sambil guyon), bawa Bu RW. 07 bisa saja "telah melakukan konspirasi dengan tim lawan" agar Bu Dede jadi tidak bisa ikut bertanding, sehingga Tim RT. 11 tidak memiliki daya dobrak ke gawang lawan. Kontroversi yang ketiga, soal wasit, ini bersumber dari pendapat "Pelatih Tim RT. 11" yang berkomentar : "sangat disayangkan Kartini Cup Bulan April kemarin dinodai oleh berbagai kontroversi pada penyelenggaraannya. Dari mulai kepemimpinan wasit hingga lapangan pertandingan yang seakan seperti telah diset oleh oknum-oknum terkait. Sehingga "Tim Bougenville", skuad futsal ibu-ibu RT. 11/07 merasa dirugikan, langkahnya untuk menjadi juara harus terhenti di babak perempat final". Pernyataan sang pelatih ini memang nggak jelas, apa alasan-alasannya tidak dikemukakan, ya ... namun sebaiknya kita perlu menyadari juga yang namanya kalah ... pasti komentar pemain, pelatih, dan penggembira bisa kemana-mana ... Asal jangan "depresi" saja, kaya Caleg yang kalah ...
Tuesday, May 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment